Sunday, 5 December 2010
{ 12/05/2010 10:05:00 am }
written by Johannes Salindeho, from my church's weekly bulletin.This will be in Indonesian. So, if you want to read but you can't read Indonesian, please.. there are bunches of translator tool. Search for one. Google translate for instance."Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." (Yesaya 43:4a)
Wow.. Nats yang indah! Betapa berharganya hidup kita ini!
Saya menggunakan cerita di bawah ini sebagai ilustrasi
Tidak BerkurangPada Suatu hari, ada kakek mengajak cucu-cucunya bermain di pantai. Saat mereka asyik bermain pasir, kakek itu mendekati mereka dan berkata, "Siapa di antara kalian yang mau uang $100?" Semua anak itu serentak berhenti bermain dan tanpa membuang-buang waktu merekapun serentak mengacungkan tangan, saling bersahut-sahutan dengan semangat dan berharap, "Saya! Saya! Saya!!" (jangankan anak-anak, kita aja juga mau, kan?)
Kakek lalu berkata, "Ok. Sabar, kakek akan memberikan uang ini setelah kalian semua melihat ini dulu.." Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu beberapa saat hingga lusuh, lalu ia kembali bertanya, "siapa yang masih mau dengan uang yang lusuh ini??" Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan, bahkan ada yang melompat-lompat sambil mengacungkan tangan, merekapun serentak berteriak, "Saya!! Saya!"
Kakek itu tersenyum sambil berkata, "Sabar.. Sabar.. Gimana kalau uang ini kakek injak-injak di pasir pantai?" Lalu kakek itu menjatuhkan uang itu di pasir pantai dan menginjak-injak dengan kakinya hingga uang itu menjadi kotor, berpasir, lebih lusuh dari sebelumnya bahkan nampak kumal karena sedikit basah terkena air laut. Dan kakek kembali bertanya, "Ayoo, siapa yang masih mau uang ini?"
Tetap saja, cucu-cucunya itu mengacungkan jari mereka. Perbincangan mereka mengundang perhatian orang-orang sekitarnya, kini hampir semua orang yang di pantai mengacungkan tangannya.
Jadi, apapun yang dilakukan si kakek terhadap uang 100$ tersebut, cucu-cucunya tetap menginginkan uang itu, bukan? Nah, pertanyaannya: kok bisa??
Karena kertas (uang) itu tetap bernilai $100, walaupun kakek itu meremas-remas bahkan menginjak-injak uang hingga bentuknya lusuh dan kumal. Jadi tindakan apapun terhadap $100 itu tidak akan mengurangi nilai dari uang tersebut menjadi 50$ atau 10$ bahkan 1$.
Tidak Berkurang nilai mata uang tersebut!
Walaupun kita mengalami problema dan tekanan hidup&mdashkita menjadi lusuh, kotor, tertekan, terinjak-injak&mdashnamun di mata ALLAH setiap pribadi kita sangat berharga dan mulia.
Tidak BerkurangPerumpamaan tentang anak yang hilang pada
Lukas 15:11-31, walaupun anak tersebut datang kembali ke ayahnya dengan kondisi apapun (bau, kotor, compang-camping, dekil, dan kumal), sang ayah tetap menerima, memeluk, dan menciumnya.
Tidak Berkurang kasih sang ayah terhadap anak tersebut!
Ingatlah "Engkau berharga di mata-Ku dan mulia." Dan
Tidak Berkurang kasih Allah kepada kita! Walaupun kita kotor seperti kain kotor dan berdosa, namun Allah tetap menerima kita, bahkan memberikan anak-Nya yang tunggal, Yesus, untuk rela mati bagi kita, supaya kita yang kotor ini dibersihkan dan disucikan. Karena Firman Tuhan mengatakan, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."
John C. Maxwell berkata, "Keadaan tidak membuat anda menjadi sebagaimana anda adanya. Keadaan mengungkapkan siapa anda yang sesungguhnya."
Norman Vincent Peale berkata, "Faktanya adalah anda menampilkan siapa diri anda sebenarnya."
Labels: words